-->
ada yang ajaib pagi ini.
sangat ajaib.
suatu keadaan di mana pada akhirnya saya melakukan suatu hal yang memiliki peluang terkecil dalam hidup.
BANGUN PAGI.
yeahh.
sudah lama saya merindukannya.
lama saya merindu.
seperti cici paramida yang merindu pada sang wulan.
(inget ga tariannya cici yang muter2 jari? bet you all do that.)
yah,
pagi tadi saya bangun mendengar suara adzan yang indah.
tanpa 5 alarm yang sudah saya persiapkan.
dipersiapkan sejak saya kecil.
benarkah?
tentu saja saya bohong.
karena saat saya kecil belum ada hp esia.
adanya hayam pelung yang berkokok tiap pagi.
setelah saya bangun, saya diamm.
bingung saya.
tidak tahu apa yang harus dilakukan.
kenapa saya tidak solat subuh saja?
ahh..saya tidak mau,,
dosakah saya?
tentu tidak.
tidak tentu saya berdosa, karena saya sedang tidak solat.
lalu saya ingat janji semalam dengan pacar.
’aha..lari pagi’
lari-lari pagi-pagi.
tapi entah kenapa hasrat untuk diam lebih besar..sebesar perut saya.
akhirnya saya hanya duduk di atas kasur.
anda tau sampai jam berapa?
sampai jam 7 pagi saya hanya duduk di atas kasur.
sampai akhirnya si pacar menelfon.
dia berkata apa saya tidak mengerti,
walaupun sudah bangun dari pagi tapi nyawa saya masih berlari-lari.
masih shopping sana sini di alam mimpi.
yang saya tangkap hanya pernyataan bahwa dia ingin sarapan bubur pagi ini.
dan dia tidak membahas lari pagi.
yasudahlah kalau begitu.
saya pun beranjak mandi.
mandi supaya badan bersih tak berdaki.
setelah semua ritual sehabis mandi,
saya pun menunggu.
menunggu si pacar datang.
ditunggu-tunggu sampai akhirnya saya makan setengah roti.
roti keju dari sari roti.
karena dia baru datang pukul sembilan pagi.
dia datang, dan kami berangkat.
sepasang muda-mudi yang ingin sarapan.
memakai helm kuning dan hijau yang menawan.
menawan seperti saya.
siapa yang bilang?
saya barusan.
anda tidak bisa baca ya??
jalan lurus dari kos saya sampai perempatan Mc.D..
lalu tiba2 jalan macet.
oh..ada apa ini??
ini ada apa???
begitu banyak polisi.
ada kecelakaan kah?
atau sultan sedang lari pagi dan juga hendak sarapan bubur seperti kami?
sepertinya tidak.
tidak seperti yang saya bayangkan.
karena saya rasa itu tidak mungkin.
tidak mungkin sultan kami memakai sneaker dan boxer sambil berlari-lari.
lalu ada apa?
ohh..rupanya ada demo, kawan..
demo menolak kenaikan harga bbm.
begitu panjang barisan orang berbaju hitam yang berjalan sambil mendorong motor mereka.
untung mereka mendorong-dorong motor masing-masing,
bukan mendorong-dorong motor kami.
kalau ya,
liat saja nanti.
nanti liat saja.
akan ku hajar kalian semua.
si pacar mulai menggerutu kesal.
proses pemenuhan ke-ngidaman-nya akan bubur ayam jadi terhambat.
lalu kami menyalip kiri-kanan.
dan menepi ke kiri jalan.
jalan di dekat stasiun tugu.
tugu jogjakarta.
omigod..tukang buburnya tidak hadir.
absen dia rupanya.
mungkin dia terlambat bangun pagi.
atau mungkin sedang ingin bersantai saja di rumah bersama anak dan istri.
si pacar saya semakin menggerutu.
karena ini bukan pertama kalinya si tukang bubur absen memenuhi ke-ngidaman-nya pacar saya.
sebelumnya kami pernah kemari beberapa kali.
tapi tidak berjodoh dengan tukang bubur ayam yang mengaku berasal dari jakarta.
akhirnya kami pun melaju lagi.
si pacar sakit hati.
merasa dikhianati.
oleh tukang bubur yang lebih memilih di rumah bersama anak dan istri.
oh!
rupanya si pacar tetap menginginkan semangkuk bubur.
kami pun pulang.
pulang kembali menuju arah pulang.
sambil mengingat di mana kah ada tempat orang-rang yang berjualan bubur dengan rajin.
tidak seperti tukang bubur di dekat stasiun tugu jogjakarta.
(akan saya ingat itu..tukang bubur di dekat stasiun tugu jogjakarta bukan tukang bubur yang rajin..)
sebenarnya di dekat kos saya ada.
ada tukang bubur yang rajin.
tapi selalu habis sebelum pukul delapan pagi.
sedangkan kami terbiasa bangun ketika matahari sudah naik hampir setengahnya.
lalu kenapa tidak tadi pagi saja?
ketika saya tiba-tiba bisa bangun pagi.
entahlah..mungkin belum jodoh.
belum jodoh dengan tukang bubur.
aminn.
kenapa saya bilang amin?
karena saya tidak ingin berjodoh dengan tukang bubur.
karena saya hanya ingin berjodoh dengan si pacar saya.(aminn)
kembali ke masalah bubur,
si pacar ingat suatu tempat di mana menjadi favorit para pemuda-pemudi jogja.
’burjo’..
dia berkata sambil berseri-seri.
aihh..manis sekali.
padahal wajahnya tertutup helm.
dan juga dia membelakangi saya.
karena ia sedang membawa mokuca dan saya duduk di belakangnya.
kenapa saya bisa melihat?
karena dia pacar saya.
bukan pacar tukang bubur.
bukan juga pacar tukang burjo.
lalu sampailah kami..
si pacar memesan semangkuk bubur ayam.
juga segelas es cappucino.
dan segelas es susu cokelat yang manis untuk saya.
manis seperti saya..juga seperti pacar saya.
(untuk sekedar info, kami ini orang-orang yang manis)
lalu pesanan datang.
si pacar mulai makan.
tapi wajahnya tidak menunjukkan kepuasan.
aihh..buburnya dingin.
sedingin wajah orang yang duduk di belakang kami.
si mas-mas yang memesan semangkuk mie rebus sekaligus sepiring nasi goreng telur.
kelaparan sepertinya dia..
dan si pacar saya terus makan.
mungkin dia benar-benar merindukan semangkuk bubur ayam.
ahh..
kalau begitu besok pagi saya bawakan semangkuk bubur yang lebih baik.
semangkuk bubur dari tukang bubur yang rajin.
sebagai tanda cinta saya kepada kamu..
seperti cinta tukang bubur yang tidak rajin kepada anak istrinya..
Jogjakarta, 17 Mei 2008
No comments:
Post a Comment